Microsoft .NET Framework

Posted: Selasa, 06 April 2010 by Tisen in Label:
0
microsoft net frame workMicrosoft .NET Framework 3.5 SP1Microsoft .NET Framework (Microsoft Dot Net Framework) adalah sebuah komponen yang dapat ditambahkan ke sistem operasi Microsoft Windows atau yang telah terintegrasi ke dalam Windows. Kerangka kerja ini menyediakan sejumlah besar solusi-solusi program untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum suatu program baru, dan mengatur eksekusi program-program yang ditulis secara khusus untuk framework ini.
.NET Framework adalah kunci penawaran utama dari Microsoft, dan dimaksudkan untuk digunakan oleh sebagian besar aplikasi-aplikasi baru yang dibuat untuk platform Windows. Sehingga terkadang ada bebeapa aplikasi yang tidak dapat kita jalankan karena pada Operating System kita tidak memiliki Microsoft .NET Framework
.NET Framework sebagai platform

.NET seringkali juga dapat diartikan sebagai platform, yang merupakan suatu lingkungan terpadu untuk pengembangan dan eksekusi untuk berbagai macam bahasa pemrograman dan kumpulan library untuk bekerja sama membuat dan menjalankan aplikasi berbasis Windows yang lebih mudah untuk dibuat, diatur, didistribusikan, dan diintegrasikan dengan sistem jaringan lain.

Microsoft .NET Framework 3.5 Service Pack 1
Microsoft .NET Framework 3.5 Service Pack 1 is a full cumulative update that contains many new features building incrementally upon .NET Framework 2.0, 3.0, 3.5, and includes cumulative servicing updates to the .NET Framework 2.0 and .NET Framework 3.0 subcomponents.

System Requirements :
  • Supported Operating Systems: Windows Server 2003; Windows Server 2008; Windows Vista; Windows XP
  • Processor: 400 MHz Pentium processor or equivalent (Minimum); 1GHz Pentium processor or equivalent (Recommended)
  • RAM:96 MB (Minimum); 256 MB (Recommended)
  • Hard Disk: Up to 500 MB of available space may be required
  • CD or DVD Drive: Not required
  • Display: 800 x 600, 256 colors (Minimum); 1024 x 768 high color, 32-bit (Recommended)
Download Microsoft .NET Framework 3.5 Service Pack 1 di bawah ini :

http://www.d60pc.com/2009/01/16/microsoft-net-framework-35-sp1/
READ MORE - Microsoft .NET Framework

Sikap Profesional Keguruan

Posted: Sabtu, 03 April 2010 by Tisen in Label:
0
Definisi yang kita kenal sehari-hari adalah bahwa guru merupakan orang
yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki karisma atau
wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Guru adalah orang dewasa yang
secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing
peserta didik. Orang yang disebut guru adalah yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar
peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Secara Nasional permasalahan dan tantangan dunia pendidikan kita
meliputi (1) distribusi guru tidak merata padahal negara membutuhkan banyak
guru seiring dengan jumlah penduduk yang terus meningkat namun disisi lain
penghargaan pemerintah terhadap profesi guru relatif rendah, (2) rendahnya
kualifikasi tingkat pendidikan guru, ditambah kompetensi yang tidak menunjang
baik kompetensi pedagogik, kepribadian, professional maupun sosial
menyebabkan rendahnya penghargaan masyarakat baik masyarakat umum
maupun dunia usaha dan industri.
Sedangkan tantangan secara Global menuntut adanya peningkatan
kualitas demokratisasi, transparansi, budaya mutu dan HAM. Perkembangan
IMTAQ dan akselerasi IPTEK memerlukan SDM yang berkualitas sementara
pasar bebas menuntut hal serupa, aktualisasinya hanya mungkin bisa dilakukan
melalui pendidikan yang bermutu. Permasalahan dan tantangan diatas merupakan
akumulasi dari ketidak-mapanan-nya dunia pendidikan nasional kita dalam kurun
waktu yang begitu lama untuk menemukan karakteristiknya, semua itu
diakibatkan oleh berbagai macam gejolak dan kepentingan.
Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi
panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat
bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang
patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya,
meningkatkan pengetahuan, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya,
dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan
siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian
masyrakat luas.

download disini untuk mendapatkan pdf  sikap profesionalisme keguruan (gratis)
READ MORE - Sikap Profesional Keguruan

Membuat rumus matematika di blog

Posted: Kamis, 01 April 2010 by Tisen in Label:
0
Saya sangat tertarik dengan software yang ditawarkan di http://p4tkmatematika.org/equation/ yaitu Equation Editor, software ini sangatlah membantu kita untuk menuliskan rumus-rumus matematika, yang sebelumnya saya hanya mencopy paste dengan menggunakan image jpg, gif atau png.
Software ini  dapat diakses secara online melalui internet, memudahkan kita menampilkan persamaan dan simbol matematika secara online maupun offline (berupa gambar). Persamaan yang dihasilkan editor ini dapat dipasang di web/blog atau didownload.
Untuk mengakses software ini silahkan kunjungi http://www.codecogs.com/components/equationeditor/equationeditor.php?latex= software ini akan menampilkan 4 bagian (yang saya namai editor)
editor 1 (tempat simbol-simbol matematika yang ditawarkan model sama dengan equation di word),
equation1
editor 2 (merupakan tempat menuliskan simbol atau rumus dengan kode-kode yang ditawarkan kalau tidak salah “html”,
equation2 editor 3 (tempat melihat hasil yang diinginkan layaknya monitor pada komputer),
equation3
editor 4 (tempat kode-kode html yang siap dicopy and paste ke tulisan Anda).
equation4
Contoh penggunaan:
Menuliskan persamaan kuadrat  
  1. klik http://www.codecogs.com/components/equationeditor/equationeditor.php?latex=
  2. pada menu editor 1, klik simbol x^a (x pangkat a)
  3. pada menu editor 2, muncul ^{ }, anda harus menulis x^{2}+4x-5=0
  4. pada menu editor 3, akan muncul persamaan yang kita inginkan, jika tidak sesuai silahkan ubah sampai hasilnya memuaskan.
  5. Pada menu editor 4, muncul kode html, <a href=”http://www.codecogs.com/eqnedit.php?latex=^{}” target=”_blank”><img src=”http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{}” title=”^{}” /></a> kode ini siap untuk dicopy and paste pada tulisan Anda,
  6. Catatan Ingat pada saat mengkopi paste menu html tetap aktif….
  7. Selamat Mencoba…. Sukses Selalu... 
 terima kasih
READ MORE - Membuat rumus matematika di blog

Kode ISONUM

Posted: by Tisen in Label:
0
Kadang kita mau menuliskan lebih besar sama dengan ( ? ) dalam blog. Contoh kita mau menulis Rumus a + b ? 0

maka yang harus kita harus menulis dalam mode Edit Html sbb:

a + b &le 0 (setelah a + b spasi kemudian &le spasi dan 0

ingat menulisnya harus huruf kecil bukan &LE tapi &le

kode lain yang biasa &lt ( < ), &gt ( > ) dan &ge ( ? )

Kode ini disebut ISONUM character and Glyphs
saya akan memberikan situs dimana Anda dapat melihat kode-kode tersebut.


http://www.w3.org/TR/MathML2/isonum.html

terima kasih
READ MORE - Kode ISONUM

KEJADIAN-KEJADIAN DALAM PROBABILITAS

Posted: by Tisen in Label:
0
Kejadian – kejadian bebas
Kejadian bebas sering diartikan sebagai keluaran yang tidak dipengaruhi oleh keluaran-keluaran yang lain. Misalkan contoh pelemparan tiga mata uang logam yang bernilai Rp50,00; Rp100,00 dan Rp500,00, dimana ketiga uang logam ini memiliki probabilitas dua dari tiga uang logam menghasilkan gambar yang jumlah keseluruhan keluarannya adalah 8. Dengan kata lain, pelemparan uang logam Rp100,00 tidak mempengaruhi pelemparan uang logam Rp500,00 dan sebaliknya.

Kejadian-kejadian tergantung
Sedangkan, kejadian-kejadian tergantung adalah keluaran-keluaran yang dipengaruhi oleh keluaran-keluaran lainnya. Perhatikan contoh berikut :
Contoh: berapa probabilitas pengambilan satu kartu queen secara acak dari setumpukan kartu bridge dan kemudian mengambil kartu queen lagi dari tumpukan yang sama, tetapi tanpa mengembalikan kartu yang telah diambil sebelumnya ketumpukan?
Jawab: untuk pengambilan pertama, probabilitas keluaran yang diujikan adalah 4/52. Akan tetapi, begitu kartu pertama tersebut sudah terambil, banyaknya seluruh keluaran tidak lagi 52, melainkan tinggal 51 karena satu kartu telah terambil dari tumpukan.
Seandainya pengambilan pertama menghasilkan keluaran yang diinginkan yaitu satu kartu queen, maka sekarang hanya tinggal 3 kartu queen didalam tumpukan. Atau banyaknya keluaran yang diinginkan akan tetap 4 jika pengambilan pertama tidak menghasilkan kartu queen. Maka pengambilan kedua adalah kejadianyang tergantung karena probabilitasnya berubah tergantung pada apa yang terjadi pada pengambilan pertama.
Akan tetapi, jika anda mengembalikan kartu pengambilan pertama ketumpukannya dan mengocoknya lagi dengan baik sebelum melakukan pengambilan kedua, maka probabilitas untuk keluaran yang diinginkan untuk setiap pengambilan sekarang menjadi sama yakni 4/52, dan kejadiannya menjadi bebas.

Probabilitas kejadian bersama
Aturan perkalian :
Untuk menghitung probabilitas dua tau lebih kejadian bebas dalam satu kejadian,yaitu kejadian bersama, kalikan probabilitas-probabilitasnya.
Sebagai contoh, probabilitas uang logam Rp100,00 jatuh pada ½ atau 0,5; probabilitas uang Rp200,00 jatuh pada angka adalah ½ atau 0,5; dan probabilitas uang logam Rp500,00 atau 0,5; maka perhatikan bahwa
0,5 x 0,5 x 0,5 = 0,125
yang telah anda tentukan dengan teori klasik dengan menilai nisbah banyaknya keluaran yang berurutan terhadap banyaknya seluruh keluaran. Cara penulisan kejadian bersama adalah P(AB) = P(A) x P(B) dan dibaca: probabilitas kedua kejadian A dan B terjadi bersamaan dengan probabilitas A kali probabilitas B.
Dengan menggunakan aturan perkalian, anda juga dapat menentukan probabilitas pengambilan dua king berurutan dari satu tumpukan kartu. Satu-satunya cara untuk mengambildua king berurutan dari satu tumpukan kartu adalah kedua pengambilan harus sesuai. Untuk pengambilan pertama, probabilitas suatu keluaran yang adalah 4/52. Tetapi karena pengambilan pertama sudah sesuai; hanya ada 3 king yang tertinggal di antara 51 kartu. Maka probabilitas satu keluaran yang sesuai untuk pengambilan kedua adalah 3/51. Untuk kedua kejadian yang terjadi, anda tinggal mengalihkan kedua probabilitasnya:
(4/52) x (3/51) = (12/2.625) = 0,0045

Perhatikan bahwa probabilitas-probabilitas tersebut tidak bebas. Akan tetapi, seandainya anda telah memutuskan untuk mengembalikan kartu yang pertama sebelum melakukan pengambilan kedua, maka pengambilan probabilitas pengambilan satu king pad setia pengambilan adalah 4/52, karena sekarang kejadian-kejadian tersebut adalah kejadian bebas. Mengambil satu kartu king dua kali berurutan, dengan kemungkinan keduanya 4/52 menghasilkan
(4/52) x (4/52) = (16/2.704) = 0,0059
Pada masing-masing kasus, anda menggunakan aturan perkalian karena pada kedua kejadian tersebut anda sedang menghitung probabilitas untuk keluaran-keluaran yang diinginkan.

Aturan penambahan :
Jika diberikan kejadian-kejadian yang saling lepas, menghitung probabilitas paling sedikit satu kejadian diantaranya terjadi, dilakukan dengan menambahkan probabilitas-probabilitasnya.
Contoh : berapa probabilitas paling sedikit kartu keriting atau satu kartu sekop terpilih secara acak dalam satu kali pengambilan kartu dari setumpukan kartu?
Probabilitas mengambil satu kartiu keriting dalam satukali pengambilan adalah 13/52; probabilitas mengambil satu kartu sekop dalam satu kali pengambilan adalah 13/52. Kedua keluaran ini saling lepas dalam satu kali pengambilan karena anda tidak dapat mengambil kartu keriting dan sekaligus kartu sekop dalam satu kali pengmabilan. Oleh karena itu, anda bisa menggunakan aturan penambahan untuk menghitung probabilitas pengambilan paling sedikit kartu wajik atau satu kartu hati dalam satu kali pengambilan
(13/52) +(13/52) = 26/52 = 0,50.
READ MORE - KEJADIAN-KEJADIAN DALAM PROBABILITAS

Bilangan Bulat

Posted: by Tisen in Label:
0
Bilangan Bulat
Bilangan-bilangan: -1, -2, -3, -4, -5,… disebut bilangan bulat negatif. Bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5,… disebut bilangan bulat positif. Himpunan bilangan bulat positif, nol, dan himpunan bilangan bulat negatif membentuk himpunan bilangan bulat. Nol adalah bilangan yang tidak positif dan tidak negatif. Himpunan bilangan bulat ditulis dengan {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,…}.
Untuk sembarang bilangan bulat a, b dan c, selalu berlaku:
• a + b = b ¬+ a … Sifat komutatif terhadap operasi penjumlahan
• a + 0 = 0 + a … 0 disebut unsur identitas terhadap operasi penjumlahan
• (a + b ) + c = a + (b + c) … Sifat asosiatif terhadap operasi penjumlahan
• Jika a + b = c, maka c juga bilangan bulat … Sifat tertutup terhadap operasi penjumlahan
• a – b = a + (-b)
• a – b = c, maka c juga bilangan bulat … Sifat tertutup terhadap operasi pengurangan

• a × b = b ¬× a … Sifat komutatif terhadap operasi perkalian
• a × 1 = 1 × a … 1 disebut unsur identitas terhadap operasi perkalian
• (a × b ) × c = a × (b × c) … Sifat asosiatif terhadap operasi perkalian
• Jika a × b = c, maka c juga bilangan bulat … Sifat tertutup pada perkalian

• a : 0 tidak didefinisikan
• 0 : a = 0
READ MORE - Bilangan Bulat

Edwar Lee Thorndike

Posted: by Tisen in Label:
0

Kehidupan Thorndike terkenal dengan kejeniusannya (IQ-nya diperkirakan hampir 200) dalam melahirkan karya-karya besarnya seperti referensi. Thorndike lahir di Williamsburg, Massachusetts 31 Agustus 1874 dari garis keluarga pendeta di Amerika. Edward Lee Thorndike meski secara teknis seorang fungsionalis, namun ia telah membentuk tahapan behaviorisme Rusia dalam versi Amerika. Thorndike mendapat gelar sarjananya dari Wesleyan University di Connecticut pada tahun 1895, dan master dari Hardvard pada tahun 1897. ketika disana, dia mengikuti kelas bersama dengan Williyams James dan mereka pun cepat menjadi akrab. Thorndike menerima beasiswa di Colombia, dan mendapatkan gelar PhD-nya tahun 1898. kemudian dia tinggal dan mengajar di Colombia sampai pensiun pada tahun 1940. Dia menerbitkan suatu buku yang berjudul “Animal intelligence, An experimental study of associationprocess in Animal”. Buku ini yang merupakan hasil penelitian Thorndike terhadap tingkah  beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing, dan burung yang mencerminkan  prinsip dasar dari proses belajar yang dianut oleh Thorndike yaitu bahwa dasar dari belajar  (learning) tidak lain sebenaranya adalah asosiasi, suatu stimulus akan menimbulkan suatu respon tertentu. Teori belajar Thorndike disebut “ Connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Dasar-dasar teori “Connectionism” dari Edward L. Thorndike diperoleh juga dari sejumlah penelitian yang dilakukan terhadap perilaku binatang. Penelitian-penelitian Thorndike pada dasarnya dirancang untuk mengetahui apakah binatang mampu memecahkan masalah dengan menggunakan “reasoning” atau akal dan dengan mengkombinasikan beberapa proses berpikir dasar yang dimiliki.
Dalam penelitiannya, Thorndike menggunakan beberapa jenis binatang , yaitu anak ayam, anjing, ikan, kucing, dan kera. Percobaan yang dilakukan mengharuskan binatang-binatang tersebut keluar dari kandang untuk memperoleh makanan. Untuk keluar dari kandang, binatang-binatang tersebut harus membuka pintu, menumpahkan beban, dan mekanisme lolos lainnya yang sengaja dirancang. Pada saat dikurung binatang-binatang tersebut menunjukkan sikap mencakar, menggigit, menggapai, dan bahkan memegang atau mengais dinding kandang. Cepat atau lambat, setiap binatang akan membuka pintu atau menumpahkan beban untuk dapat keluar dari kandang dan memperoleh makanan. Pengurungan yang dilakukan berulang-ulang menunjukkan penurunan frekwensi binatang tersebut untuk melakukan pencakaran, penggigitan, penggapaian, atau pengaisan dinding kandang, dan tentu saja waktu yang diperlukan untuk keluar dari kandang cenderung menjadi lebih singkat.
Dari hasil penelitiannya, Thorndike menyimpulkan bahwa respon untuk keluar kandang secara bertahap diasosiasikan dengan suatu situasi yang menampilkan stimulus dalam suatu proses coba-coba (trial and error). Respon yang benar secara bertahap akan diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respon yang tidak benar akan melemah atau menghilang. Teori Connectionism Thorndike ini juga dikenal dengan nama “instrumental conditioning”, karena respon tertentu akan dipilih sebagai instrumen dalam memperoleh “reward” atau hasil yang memuaskan. Thorndike mengemukakan tiga dalil tentang belajar yaitu, “law of effect” (dalil sebab akibat), “low of exsercise” (dalil latihan atau pembiasaan) dan “low of readlines”(dalil kesiapan).
Dalil sebab akibat (law of effect) menyatakan bahwa situasi atau hasil yang menyenangkan yang diperoleh dari suatu respon akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon atau perilaku yang dimunculkan. Sementara itu, situasi atau hasil yang tidak menyenangkan akan memperlemah hubungan tersebut atau dengan kata lain suatu perbuatan yang menghasilkan kepuasan akan cenderung untuk diulangi kembali, sebaliknya suatu perbuatan yang menghasilkan kekecewaan akan cenderung untuk tidak diulangi. Dalil latihan/pembiasaan (low of exsercise) menyatakan bahwa latihan akan menyempurnakan respon. Pengulangan situasi atau pengalaman akan meningkatkan kemungkinan respon yang benar. Walaupun demikian, pengulangan situasi yang  tidak menyenangkan tidak akan membantu proses belajar. Dalil kesiapan (low of readlines) menyatakan kondisi-kondisi yang dianggap mendukung dan tidak mendukung pemunculan respon. Jika siswa sudah siap (sudah belajar sebelumnya) maka dia akan siap untuk memunculkan suatu respon atas dasar stimulus/kebutuhan yang diberikan. Hal ini merupakan kondisi yang menyenangkan bagi siswa dan akan menyempurnakan pemunculan respon. Sebaliknya jika siswa tidak siap untuk memunculkan respon atas stimulus yang diberikan atau siswa merasa terpaksa memberi respon maka siswa mengalami kondisi yang tidak menyenangkan yang dapat memperlemah pemunculan respon dan apabila siswa sudah siap melakukan respon tetapi tidak diberikan kesempatan untuk melakukannya, maka akan muncul ketidakpuasan/kekecewaan yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu sebagai pelampiasan dari rasa tidak puasnya. Selain ketiga hukum primer di atas, Thorndike juga mengemukakan 5 hukum sekunder yang dikenal dengan “Law Of Multiple Response” (hukum reaksi berganda), “Partial Activity”, “Attitude”, “Reaction By Analogi”, dan “The Law Of Associative sheffting”.
Dalil “ Law Of Multiple Response” menjelaskan bahwa dalam menghadapi stimulus baru, akan dipakai beberapa respon, sampai menghasilkan respon yang tepat. Dalil “Partial Activity” menjelaskan tentang kemampuan mengadakan reaksi secara selektif terhadap situasi yang dihadapi. Dalil “Attitude” menjelaskan bahwa arah dan bentuk belajar yang kita lakukan dipengaruhi oleh sikap kita. Dalil “Reaction By Analogi” menjelaskan dalam menghadapi situasi baru, individu cenderung melakukan reaksi yang pernah dilakukannya terhadap situasi yang sama atau mirip dengan situasi baru tersebut. Hukum ini dipakai untuk menyusun hukum transfer dalam belajar, yaitu “Theory Of Identital Element (bila terdapat elemen yang identik dengan situasi yang dihadapi, semakin besar kemiripan, semakin besar kemungkinan terjadinya transfer)”. Dalil “The Law Of Associative Sheffting”  merupakan dalil yang hampir sama dengan belajar pengkondisian (berdasarkan belajar asosiatif).
 Dari sekian banyak penelitian yang dilakukannya, Thorndike lalu menyimpulkan tentang pengaruh proses belajar tertentu terhadap proses belajar berikutnya, yang dikenal dengan proses “Transfer Of Learning” atau perampatan proses belajar. Thorndike mengemukakan bahwa latihan yang dilakukan dan proses yang terjadi dalam mempelajari suatu konsep akan membantu penguasaan atau proses belajar seseorang  terhadap konsep lain yang sejenis atau mirip (assosiative shifting). Teori Connectionism dari Thorndike ini dikenal sebagai teori belajar yang pertama.
READ MORE - Edwar Lee Thorndike